Jumat, 11 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKWAN JARINGAN EPITEL

A.   Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai jenis jaringan epitel dan kelenjar.
B.  Dasar  Teori
Jaringan epitel adalah salah satu empat jaringan dasar (lainnya: jaringan penyambung, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran. Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler.  Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler. Zat makanan diberikan ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di bawahnya. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat dan saling terikat erat. Pada permukaan apical (bagian atas) beberapa jenis epitel terdapat mikrovili (tonjolan dari permukaan sel yang bentuknya seperti jari) atau silia. Permukaan basal (bagian bawah) jaringan epitel berikatan dengan jaringan ikat. Jaringan epitel dan jaringan ikat yang berada dibawahnya dihubungkan oleh membrane dasar basalis dan lamina retikularis. (Watson, 2002 : 47).
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 2012).
           Lapisan epitel dalam saluran pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh. Lapisan ini dan berbagai lapisan lainnya, menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan di bagian lain tubuh dan ada yang merupakan limbah yang harus dibuang. Karena seluruh tubuh ditutup dengan sel epitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut. Menurut struktur dan fungsinya, jarngan epitel bagi menjadi 2 golongan utama, yakni epitel penutup dan epitel kelenjar. Dengan demikian fungsi epitel adalah untuk perlindungan, absorpsi, sekresi, dan rangsangan (Sugiri, 1984 : 58).
Selain itu, struktur suatu epitelium sesuai dengan fungsinya. Misalnya, Epitelium skumosa sederhana yang tipis dan mudah ditembus zat, berfungsi dalam pertukaran zat melalui difusi. Epitelium ini melapisi pembuluh darah dan alveoli paru-paru. Epitelium skuamosa berlapis beregenerasi secara cepat melalui pembelahan sel di dekat membran basal (Campbell, 2004 : 6).
C.  Metode Praktikum
1.   Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal     : Kamis/2 Mei 2013
Pukul                 : 15:00 WITA
Tempat              : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2.   Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah mikroskop binokuler.
b.   Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah Preparat Mammal Kidney, Preparat kelenjar adrenal, Preparat Intestine/Duodenum, Preparat Human Brown Skin, Preparat Pancreas, Preparat usus halus.
3.   Cara kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.   Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop
c.    Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang digunakan, mewarnai dan memberi keterangan.
d.   Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.   Hasil Pengamatan
a.      Epitel selapis pipih
Bahan         : Mammal Kidney
Perbesaran  : 10x /0,25m
                                                    Keterangan:
1.     Nefron
2.     Tubulus pembuluh
3.     Kapsul bowmaris
4.     Tubulus proksimal
5.     Tubulus distal







b.     Kelenjar adrenal
Bahan         : Kalenjar adrenal
Perbesaran : 4x /0,10m
                                                    Keterangan:
1.    Inti sel
2.    Pembuluh kapiler
3.    Epitel

c.      Epitel selapis silindris
Bahan         : Intestine/duodenum
Perbesaran : 10 x 0,25
                                                 Keterangan:
1.     Vili-vili
2.     Pembuluh kapiler
3.     Pembuluh limpa
4.     Sel pengabsorbsi
5.     Submukosa
6.     Muskular
d.     Epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk
Bahan         : Human Brown Skin
Perbesaran : 10x /0,25m
                                                    Keterangan:
1.     Stratum corneum
2.     Stratum lucidium
3.     Granula layer
4.     Sping layer
5.     Stratum germinatium


e.      Epitel berlapis banyak palsu bersilia
Bahan         : Trakea Kelinci
Perbesaran : 10x /0,25m
                                                               
                                                    Keterangan:
1.       Ciliata
2.       Membran basal
3.       Lumen
4.       Nukleus

f.      Kelenjar mukosa dan serosa
Bahan         : Pancreas
Perbesaran : 4x /0.10m
                                                    Keterangan:
1.     Epitel
2.     Pulau kecil langerhans



g.     Epitel selapis kubus
Bahan        : Ginjal P.L
Perbesaran : 4x /0.10m
                                                        Keterangan:
1.     Epitel
2.     Inti sel
3.     Lamina propia


h.     Epitel kelenjar uniseluler
Bahan         : Usus halus
Perbesaran  : 4x /0,10m
                     Keterangan:
1.     Epitel
2.     Terminal bals
3.     Pembuluh kapiler


4.   Pembahasan
a.    Epitel selapis pipih
        Jaringan epitel selapis pipih (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis. Jaringan epitel pipih selapis memiliki inti sel yang berfungsi sebagai pengendali dan juga sebagai pengatur sel serta memiliki membran basal yang merupakan tempat pelekatan dari jaringan epithelium atau suatu lempengan matriks ekstra seluler yang padat dan berfungsi untuk melindungi jaringan epitel yang ada di atasnya.
b.   Kelenjar adrenal
       Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak diatas ginjal. Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan pada katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin. Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh disisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram. Fungsi dari pembuluh kapiler adalah dalam hal pertukaran zat oksigen, penghubung antar ujung pembuluh nadi yang terkecil dan berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh.
c.    Epitel selapis silindris
Sel-sel selindris selain berfungsi sebagai pelindung, juga berperan untuk mensekresi mucus, misalnya mukosa lambung dan mukosa kanalis serviks uterus. Sitoplasma pada bagian apeks inti tampak pucat dan mengandung banyak vakuola yang berisi mucus. Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindris (torak). Terlihat seperti epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi. Sel epitel silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat pada oviduk. Vili-vili berfungsi memecahkan bahan-bahan makanan dapat diabsorbsi. villi juga berperan dalam memperluas dinding usus sehingga proses penyerapan sari makanan lebih sempurna.
d.   Epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Jaringan ini ditemukan pada epidermis kulit.  Stratum korneum merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum. Dan stratum lusidum lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.


e.    Kelenjar mukosa dan serosa
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncahnya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Apabila premusin telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan tersebut berubah menjadi mukus lendir. Di antara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini, ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel piala. Dalam jaringan epitel kelenjar mukosa terdapat bagian sel beta yang berperan dalam produksi insulin, sel alfa  berperan dalam produksi glukagon, dan kapiler darah yang merupakan pembuluh kecil yang berdinding tipis yang dapat berperan sebagai pembuluh penghubung antara arteri dan vena.
f.    Jaringan epitel selapis kubus.
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsinya adalah tempat sekresi. Jaringan epitel memiliki bagian yaitu inti sel yang berfungsi sebagai pusat pengendali dan pengatur sel. Membran basal yang berfungsi sebagai tempat pelekatan dari jaringan epithelium serta melindungi jaringan epitel yang ada di atasnya. Epitel kubus berfungsi dalam sekresi dan juga sebagai pelindung.
g.   Epitel kelenjar uniseluler
Dengan menggunakan mikroskop binokuler, penampang melintang usus dilapisi oleh epitel silindris selapis. Epitel silidris selapis terdiri atas sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang oval tampak pada suatu deretan. Pada usus selain berfungsi sebagai pelindung, jaringan ini juga berfungsi sebagai sekresi yang karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lender. Bagian-bagian dari jaringan epitel kelenjar uniseluler ini yaitu membran basal yang merupakan tempat pelekatan dari jaringan epithelium. sel otot merupakan sel yang terdapat pada usus halus yang berperan dalam mendorong makanan untuk masuk. Jonjot usus atau villi berperan dalam memperluas dinding usus sehingga proses penyerapan sari makanan lebih sempurna.
E.  Kesimpulan dan Saran
1.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai pada jaringan epitel selapis pipih digunakan pada Mammal Kidney, epitel selapis silindris digunakan pada Intestine/Doudenum, Epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk digunakan pada Human Brown Skin, Epitel berlapis banyak palsu bersilia digunakan trakea kelinci, pada Kelenjar mukosa dan serosa digunakan pancreas, dan pada epitel kelenjar uniseluler digunakan usus halus.
2.     Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini yaitu agar praktikan lebih memperhatikan preparat yang diamati agar mendapatkan hasil yang lebih baik.




                                      DAFTAR PUSTAKA
Nawangsari,Sugiri. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga,
1984.
Neil A, Campbell, dkk. Biologi, Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
Nugroho, Hartanto & Sumardi, 2004, Biologi Dasar, Penebar Swadaya:
Jakarta.
Roger, watson. Anatomi Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : Buku
Kedokteran, 2002.




Tidak ada komentar: