Jumat, 24 Mei 2013

Laporan Porifera


A.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong Porifera dan mengklasifikasikannya.
B.  Landasan Teori
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan (Fends, 2011).
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Spons terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila spons diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih (Mukayat, 1989 : 71)
Untuk menunjang dinding tubuh yang lunak, maka Porifera mempunyai penyokong tubuh berupa mesenchyim dan kristal-kristal kecil  yang berbentuk seperti duri, bintang atau anyaman-anyaman serabut dari bahan organik. Bahan kristal ataupun anyaman-anyaman serabut yang terbuat dari bahan organik itu merupakan kerangka tubuh dari hewan yang bersangkutan. Kerangka tubuh semacam ini  disebut  kerangka dalam atau endoskeleton (Rudi, 2012).
Bila dipandang begitu saja nampaknya porifera memperlihatkan gejala seperti benda mati dalam arti diam tanpa mengadakan aktivitas. Tetapi bila diamati secara seksama, di dalam tubuhnya terjadi kegiatan yang luar biasa, dimana flagella dari sel-sel choanachyt giat mengadakan gerak penyapuan untuk menimbulkan aliran air, aliran mana yang mempunyai arti yang sangat vital bagi kehidupannya. Sehubungan dengan aliran air ini, ternyata porifera dalam ukuran sedang (10 cm) setiap harinya tidak kurang dari 2640 m³ air yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui tubuhnya. Seperti telah disebutkan di muka fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari daerah eksternal  ke dalam daerah  internal dan sebaliknya. Adapun zat yang dipertukarkan adalah partikel-partikel makanan dan oksigen, zat-zat sisa metabolisme dan CO2. Partikel-partikel makanan dan oksigen dimasukkan dari lingkungan eksternal ke dalam daerah internal, sedangkan zat-zat sisa metabolisme termasuk gas CO2 dikeluarkan dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Selain itu aliran air, terutama dari daerah internal juga berfungsi sebagai sarana dalam pengeluaran benda-benda reproduktif yang erat hubungannya dengan proses perkembangbiakan  serta penyebaran generasi (Jasin, 1984 : 93).
C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu  dan tempat pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal      : Senin, 6 Mei 2013
Pukul                 : 10.00 WITA
Tempat               : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa

2.    Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah pinset, papan seksi.
b.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah sebagai awetan Chalina oculata, awetan Heliclona oculata, awetan Phakellia ventilabrum.
3.    Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.    Mengamati morfologi tubuh pada bahan yang digunakan
c.    Mengamati bagian-bagian spongocoel, ostium, saluran masuk (Incurrent canal), dan saluran radial (Radial canal) dan mencatat bagian-bagian tersebut.
d.   Menggambar hasil pengamatan.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil  pengamatan
a.    Species          : Chalina oculata
                                                                       Keterangan:
1. Oskulum
2. Ostium
3. Substrat
b.    Species             : Awetan Heliclona oculata
                                                                       Keterangan:
1.  Oskulum
2.  Spikula
3.  Ostium
4.  Substrat
c.    Species          : Awetan Phakellia ventilabrum
                                                                          
Keterangan:
1.  Oskulum
2.  Ostium
3.  Substrat

2.    Pembahasan
1.      Chalina oculata
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Chalina oculata yaitu ukuran tubuhnya sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dan lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi. Pada Porifera sebagian tubuhnya menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan terletak pada bagian distal dinamakan osculum, ruangan ini berhubungan dengan spongocoel yang terletak ditengah-tengah tubuh dan merupakan ruangan yang besar. Tubuh bagian luarnya terdiri atas pori-pori atau ousita. Membuka dan menutupnya ostis diatur oleh sel porosity yang menghubungkan bagian luar dengan bagian dalam tubuh. Sel ini pada ujungnya mempunyai flagellum.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi pada Chalina oculata  yaitu terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Chalina oculata yaitu Pada umumnya phylum porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Famili yang hidup di air tawar biasanya termasuk pada familia spongiliadae. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Hewan ini mengikatkan diri pada suatu obyek yang keras yang dipakai sebagai tambatan, misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang tenggelam di dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan-hewan Mollusca.
d.      Peranan
Adapun peranan dari Chalina oculata adalah hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Chalina oculata yaitu:
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Porifera
Class          : Demospongia
Ordo          : Haploscerida
Famili        : Chalinidae
Genus        : Chalina
Species      : Chalina oculata (Rudi, 2010)
2.      Heliclona oculata
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Heliclona oculata adalah struktur tubuhnya lunak, dan tersusun atas spongia. Ostium tersebar di seluruh permukaan tubuh dan sebagian besar hidupnya sesil, Heliclona berwarna kuning karena memiliki pigmen di ameobosit, oskulum terdapat di ujung dan ada pula di tengah permukaan tubuh, terhubung ke spongocoel.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Heliclona oculata adalah pada umumnya beberapa demosponges adalah hemaprodit. Reproduksinya vivipar, ovipar. Atau aseksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara bertunas, fragmentasi, atau produksi tahan tubuh bulat disebut gemmulae. Larva demosponge sebagian atau sepenuhnya berbulu mata, biasanya blastulanya memanjang (berongga larva) atau Perenchymellae (padat larva) sekita 300mm lamanya larva berenang atau merangkak di sekitar selama beberapa jam, setelah itu mereka menetap di substrat dan bermetamorfosis menjadi spons dewasa.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Heliclona oculata adalah umumnya hidup di laut dangkal.
d.      Peranan
Adapun peranan dari Heliclona oculata  adalah dapat dijadikan sebagai alat penggosok, hewan ini juga membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Heliclona oculata adalah sebagai berikut
Kingdom           : Animalia
Phylum              : Porifera
Kelas                  : Demospongiae
Ordo                  : Haploscerido
Family                : Chalinidae
Genus                : Haliclona
Spesies                : Haliclona oculata (Zenyfa, 2010)
3.      Phakellia ventilabrum
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Phakellia ventilabrum adalah berbentuk sederhana seperti tabung dengan dinding tipis seperti yang dijumpai pada marga Leucosolenia, atau massif bentuknya dan agak tidak teratur. Banyak sepon juga terdiri dari segumpal jaringan yang tak tentu bentuknya, membuat kerak pada batu, cangkang, tonggak, atau tumbuh-tumbuhan dan pada benda-benda inilah mereka menempel. Kelompok sepon lain mempunyai bentuk lebih teratur dan melekat pada dasar perairan melalui sekumpulan spikula. Bentuk-bentuk yang dimiliki oleh spon dapat agak beragam namun tetap.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Phakellia ventilabrum adalah terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Phakellia ventilabrum adalah pada umumnya hidup di laut dengan kedalaman kurang lebih 100 – 4500 m.
d.      Peranan
Adapun peranan pada Phakellia ventilabrum adalah dapat digunakan sebagai spons mandi, sebagai kerangka porifera hiasan, zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan obat penyakit kanker.
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Phakellia ventilabrum adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Animalia
Filum                 : Porifera
Class                  : Demospongia  
Ordo                  : Halichondrida
Family                : Halichondridae
Genus                : Phakellia    
Spesies               : Phakellia  ventilabrum (Rudi, 2010)

E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut porifera memiliki struktur tubuh berpori, sebagian tubuh menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan terletak pada bagian distal. Bersifat diploblastis pada hewan dewasa dinding tubuhnya terdiri atas epidermis pada bagian luar dan gastrodermis pada bagian dalam. Selain berpori juga memiliki macam-macam bentuk yang dibagi atas tiga tipe yaitu ascon, sycon, dan rhagon. Adapun klasifikasi dari Chalina oculata,  Heliclona oculata  dan Phakellia ventilabrum yaitu :
Klasifikasi dari Chalina oculata:
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Porifera
Class          : Demospongia
Ordo          : Haploscerida
Famili        : Chalinidae
Genus        : Chalina
Species      : Chalina oculata
Klasifikasi dari Heliclona Oculata:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Kelas               : Demospongiae
Ordo                : Haploscerido
Family             : Chalinidae
Genus              : Haliclona
Spesies              : Heliclona oculata
Klasifikasi dari  Phakellia ventilabrum :
            Kingdom : Animalia
            Filum       : Porifera
            Class        : Demospongia
            Ordo        : Halichondrida
Family      : Halichondridae
            Genus       : Phakellia    
            Spesies     : Phakellia  ventilabrum
2.      Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah agar praktikan membawa lebih banyak bahan  agar organisme yang diamati lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Imam, Fends. 2011. “Makalah Porifera”. sBlog Imam Fends.
http://imamfends.blogspot.com (13 Mei 2013).
Maskoeri, Jasin. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Mukayat, Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga,
1989.
Rudi, 2011. Blog Rudi. Berbagi Ilmu Porifera. http://Rudi-pangestu.Blogspot.com (13 mei 2013).






Laporan Coelenterata

A.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.
B.  Dasar Teori
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons (Suwignyo, 2005 : 41).
Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu: lapisan epidermis, dan lapisan gastrodermis atau endodermis. Karakteristik coelenterata adalah tubuhnya bersel benyak, radial simetri, diploblastik (endoderm dan ektoderm) pada epidermis terdapat nematokis/alat penyengat, mulut dikelilingi oleh tentakel, belum mempunyai alat eksresi dan respirasi khusus, belum mempunya darah, mempuyai system saraf berupa saraf diffus berbentuk jala, reproduksi seksual dan aseksual (Ahmad : 2011).
Menurut Brotowidjojo, 1989 : 74, coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu sebagai berikut:
1. Hydrozoa, hewan yang lebih terkenal dari kelas ini adalah Hydra, di mana bentuk silindris, hidup sebagai polip, dan tidak mempunyai bentuk medusa.
2. Scyphozoa, berasal dari bahasa Yunani, skypho= mangkok, zoa= binatang. Jadi skyphozoa adalah hewan berbentuk mangkuk. Contoh: Aurellia aurita.
3. Anthozoa, bersal dari kata anthos= bunga, zoon= binatang. Jadi Anthozoa adalah bunga karang. Contoh: anemon laut ( Metridium marginatum).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau soliter. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Lahay, 2006 : 58).
Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain. Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan bertemunya sperma dan ovum. Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh ovarium. Coelenterata meliputi berbagai macam hewan air, misalnya hewan tumbuhan (hewan yang nampakanya seperti tumbuhan), ubur-ubur, binatang karang, anemone laut, polip dan lain-lain (Hala, 2007 : 17).
C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu  dan tempat pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal      : Senin, 6 Mei 2013
Pukul                 : 10.00 WITA
Tempat               : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

2.    Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah Pinset, papan seksi.
b.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah  awetan  Solenastrea sp dan awetan Aurelia aurita.
3.    Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.    Mengamati morfologi tubuh pada bahan yang digunakan
c.    Mengamati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut, mulut ujung oral yang menghaadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur.
d.   Menggambar hasil pengamatan.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil  pengamatan
a.    Species          : Awetan  Solenastrea sp
                                                                       Keterangan:
1. Ektoderm
2. Endoderm
b.    Species             : Awetan Aurelia aurita
                                                                        Keterangan:
1.  Gonad
2.  Epidermis
3.  Ripholium
4.  Oral ame
5.  Filamen
6.  Mouth
7.  Subrella
8.  Radial coral
9.  Arum bracellia
10.     Stomach
2.    Pembahasan
a.    Solanastrea sp
1.    Morfologi
Adapun morfologi dari Solanastrea sp adalah Hewan ini tampak seperti mankuk terbalik dan berbentuk koloni, berbentuk seperti atak manusia. Berwarana putih , tubuh berbentuk oliv, tentakel berbasis sekitar mulutnya, memiliki alat tubuh seperti mulut yang berfungsi untuk tempat masuknya makanan, alat gerak, alat pertahanan dan basal sebagai tempat melekatnya substrak.
2.    Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi dari Solenastrea sp adalah berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membentuk kungcup dan  nantinya tumbuh hewan baru yang masing-masing menseresikan zat kapur sebagai rangka tubuh.
3.    Habitat
Umumnya terdapat dilaut yang mengandung O2 fluktuasi suhu yang tidak melebihi 6 derajat celcius air lautnya jernih dan bersalinitas tinggi.
4.    Peranan
Adapun peranan Solanastrea sp adalah hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.
5.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari  Solanastrea sp  adalah sebagai berikut :
Kingdom              : Animalia
Filum                    : Coelenterata  
Class                     : Anthozoa
Famili                   : Solanastreae
Genus                   : Solanastrea
Spesies                 : Solanastrea sp (Muhammad, 2013)
b.    Aurelia aurita
1.      Morfologi
Adapun morfologi dari Aurelia aurita adalah tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
2.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Aurelia aurita adalah memiliki sistem reproduksi yang unik, yaitu baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun dan perempuan akan melepaskan sperma dan telur ke dalam air sekitarnya, di mana telur yang telah dibuahi dan tumbuh menjadi organisme baru.
3.      Habitat
Adapun habitat dari Aurelia aurita adalah hanya berhabitat  di perairan dangkal dan dalam di laut.
4.      Peranan
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah ada yang dapat dimakan, misalkan Aurelia. Anemon laut atau mawar laut banyak digunakan sebagai hiasan pada akuarium air laut. Di laut, hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.
5.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Aurelia aurita adalah sebagai berikut:
Kingdom             : Animalia
Filum                   : Cnidaria
Class                   : Scyphozoa
Ordo                   : Decapoda
Famili                  : Aureliae
Genus                  : Aurelia
Spesies                : Aurelia aurita (Ahmad, 2011)
E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah coelenterata adalah hewan  berongga mempunyai bentuk tubuh polip dan medusa yang terbentuk dalam siklus hidupnya. Polip berbentuk tubular, sessil. Sedangkan Medusa berbentuk seperti payung. Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu: lapisan epidermis, dan lapisan gastrodermis atau endodermis. Karakteristik coelenterata adalah tubuhnya bersel benyak, radial simetri, diploblastik (endoderm dan ektoderm) pada epidermis terdapat nematokis/ alat penyengat, mulut dikelilingi oleh tentakel, belum mempunyai alat eksresi dan respirasi khusus, belum mempunya darah, mempuyai system saraf berupa saraf diffus berbentuk jala, reproduksi seksual dan aseksual Coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Anthozoa, Scyphozoa. Adapun klasifikasi dari Solanastrea sp dan Aurelia aurita adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Solanastrea sp:
Kingdom    : Animalia
Filum          : Coelenterata  
Class           : Anthozoa
Famili          : Solanastreae
Genus         : Solanastrea
Spesies        : Solanastrea sp
Klasifikasi Aurelia aurita:
Kingdom    : Animalia
Filum          : Cnidaria
Class           : Scyphozoa
Ordo           : Decapoda
Famili          : Aureliae
Genus         : Aurelia
Spesies        : Aurelia aurita
2.       Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, 2011. Blog Ahmad. Berbagi Ilmu Coelenterata.http://ahmad
hasanuddin.Blogspot.com (10 mei 2013).
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Hala,Yusminah. Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007.  
Jutje S, Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri
Makassar. 2006
Muhammad, 2013. Mengenal Seluk Beluk Phylum Coelenterata.
http://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 8 Mei 2013).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.