A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot.
B. Landasan Teori
Jaringan otot pada hewan bersifat khusus, yaitu dapat
berkontraksi (berkerut) dan berelaksasi (mengendur) karena adanya miofibril
(serabut otot). Setiap miofibril mengandung beberapa sarkomer dengan protein
aktomiosin (gabungan antara filamen halus aktin dan filamen kasar
miosin). Ketika kontraksi, sarkomer menjadi pendek, dan kembali ke posisi
semula ketika relaksasi. Untuk itu, sel otot mempunyai struktur yang khusus di
dalam sitoplasma yang dikenal dengan serabut kontraktil. Jaringan
otot mempunyai plasma yang disebut sarkoplasma (membran plasma sel
otot) dan selaput otot yang disebut sarkolema (Delmann,
1987 : 145).
Sel- sel otot terspesialisasi
untuk kontraksi yaitu, mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam
ukuran panjang, dan memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel–selnya sering
kali disebut serat–serat otot.
Bila suatu serat otot berkontraksi, ia menjadi lebih pendek dan lebar.
Hal ini juga berlaku untuk setiap sarkomer “filamen yang menyelip”. Sekarang
telah diterima secara umum sebagai mekanisme yang bertanggung jawab untuk
kontraksi otot. Pada dasarnya mekanisme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan
relative dari filamen–filamen aktin dan myosin.
Rangsangan suatu otot mengakibatkan kontraksi semua myofibril bersama–sama
sampai tingkat maksimal. Ini dikenal sebagai hukum semua atau sama sekali
tidak (all or none). Untuk beberapa waktu telah diketahui bahwa kontraksi
itu (sebagian) tergantung pada terdapatnya ion kalsium dalam sarkoplasma yang
mengelilingi myofibril (Hala, 2007 : 89)
Pada vertebrata terdapat tiga tipe jaringan otot, otot rangka, otot jantung
dan otot polos. Secara histologis otot rangka dan otot jantung tergolong
sebagai otot lurik atau otot serat melintang, karena miofibrilnya memantulkan
cahaya gelap dan terang berselang-seling yang berjajar teratur membentuk
pita-pita vertical terhadap poros otot (Aqsa, 2011).
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan
organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein
yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Serabut otot memiliki
elemen kontraktil yang disebut myofibril. Adanya myofibril menyebabkan serabut
otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu
otot lurik, otot jantung dan otot polos (Walker, 1984 : 96).
C. Metode Praktikum
1. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Kamis/16 Mei 2013
Pukul : 15.00-17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan
Teknologi
Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut
adalah mikroskop binokuler, mikroskop trinokuler dan kaca preparat.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut
adalah otot lurik, otot jantung dan otot polos.
3. Cara
kerja
Adapun cara
kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.
Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop.
c.
Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang digunakan,
mewarnai dan memberi keterangan.
d. Membersihkan meja praktikum
sebelum meninggalkan laboratorium.
D. Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil Pengamatan
a.
Otot lurik
1. Inti sel
2. Serabut
otot
b. Otot
Jantung
1. Inti
sel
2. Serabut
otot
3. Cakram
interkalar
c. Otot
polos
1. Inti
sel
2. Serabut
2. Pembahasan
a.
Pengamatan otot lurik (Nonstriated teased muscle)
Otot lurik (striated muscle) adalah
otot yang berfungsi dalam melakukan gerakan dan merupakan serabut-serabutnya
bergaris melintang, bekerja dengan sendiri, kelompok serabut otot yang
dibungkus di dalam suatu sarung yang dilanjutkan dengan tendon. Pengamatan pada pengamatan pertama dibawah
mikroskop dengan preparat awetan otot lurik tampak serabut otot yang merupakan
pusat pengendali dari myofibril yang merupakan elemen kontraktil pada otot
polos untuk menjalankan fungsinya. Terdapat pula inti sel atau nukleus yang
merupakan pusat atau pengendali dari seluruh kegiatan sel. Terdapat myofibril
yang merupakan elemen kontraktil pada otot polos, inti sel yang merupakan pusat
pengendali kegiatan sel, dan juga sarkomer yang merupakan membran sel otot yang
dibungkus oleh jaringan ikat yang mengandung serabut kolagen (Endomisium). Serabut otot merupakan
pengendali dari myofibril. Perbedaan pada kedua gambar disebabkan karena
preparat yang telah ada rusak atau karena adanya kesalahan pada saat
pengamatan.
b. Pengamatan otot Jantung ((Cardiac muscle)
Otot jantung adalah jenis otot lurik
tidak sadar yang ditemukan di dinding jantung,
khususnya myocardium. Otot
jantung, juga berlurik, memiliki ciri kontraktif yang serupa dengan otot
rangka.
Akan tetapi, berbeda dari otot rangka, serat otot jantung bercabang dan
saling berhubungan melalui cakram berinterkalar, yang membantu menyerentakkan
denyut jantung. kemampuannya berkontraksi secara ritmis dan secara
terus–menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
kurang jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan anak kecil. Jantung
adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung
terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur
jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
c.
Pengamatan
otot polos (Striated teased muscle)
Otot polos
adalah jenis otot yang dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong
dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti. Otot polos, dinamai demikian karena otot ini tidak
memiliki penampilan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan,
kandung kemih, arteri dan organ internal lainya. Sel–sel itu berbentuk
gelondong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot
rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam jangka lama. Pada pengamatan ini,
nampak inti sel yang merupakan pusat pengendali dari seluruh kegiatan sel.
Terdapat pula serabut otot yang merupakan pengendali dari myofibril yang juga
elemen kontraktil pada otot. Adapun pada pengamatan dari gambar internet, sama
halnya dengan gambar pengamatan. Dimana, terdapat inti sel yang merupakan pusat
pengendali sel dan juga serabut otot yang merupakan pengendali myofibril.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
percobaan ini adalah otot polos terdiri dari endomisium, inti sel, miofibril,
sarkolema dan sarkoplasma. Otot jantung terdiri dari endomisium, inti sel,
percabangan otot, sarkolema, sarkoplasma, discus interkalaris, pita terang dan
pita gelap. Sedangkan otot lurik terdiri atas, endomisium, inti sel, miofibril,
sarkolema, pita Z, pita gelap, pita terang dan sarkoplasma.
2.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan
praktikum ini yaitu agar praktikan lebih memperhatikan preparat yang diamati
agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Aqsha, 2012. http://aqshabiogger2010. blogspot.
com/laporan-praktikum-jaringan-otot.html (25 Mei 2013).
Delmann dkk. Buku
Teks Histologi Veteriner I. Jakarta: UI Press, 1987.
Hala, Yusminah. Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Syifa, 2012. Laporan Praktikum Jaringan Otot. http://elsyifasyahrani.blogspot.com
(18
Mei 2013).
Ville dkk. Zoologi
Umum Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1984.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar