Jumat, 28 Juni 2013

Laporan Pratikum Molusca


A.  Tujuan Praktikum
 Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Molusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
B.  Dasar teori
 Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk Mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit. Reproduksi umumnya Mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan (Adun, 2011 : 86).
Filum Mollusca merupakan salah satu anggota hewan invetebrata. Anggota filum ini antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar di samping arthropoda.  Ciri umum yang dimiliki Mollusca adalah, tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk begerak, dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang (Rudi, 2012).
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster =perut, podos=kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel (Brotowidjojo, 1989 : 111)
Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut  -Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu Aemaeba sp., kerang Anadara sp., kerang hijau Mytilus viridis, Tridacna sp., sotong Sepia sp. cumi-cumi (Loligo sp), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica). Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).Adapun yang melatarbelakangi dilakuaknnya prakrikum ini adalah untuk mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya (Jasin, 1992 : 89).
C.  Metode Pratikum
1.   Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal     : Senin, 20 Mei 2013
Pukul                 : 10.00 WITA
Tempat              : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.

2.   Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah papan seksi, pinset.
b.   Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah Anodonta sp, dan Loligo pealii.
3.   Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Mengambil Logilo yang masih lengkap, sebaiknya dalam kondisi segar.
b.   Mengamati morfologinya, pada ujung anterior-dorsal dari bagian badannya, membuat sedikit luka dan mencabut cangkangnya yang tertutup oleh suatu mantel.
c.    Mengamati bentuk cangkangnya yang juga disebut pena tadi.
d.   Mengambil sebelah cangkangnya, sebaiknya cangkang sebelah kanan, mengamati morfologinya. Di bagian dalam dari cangkangnya akan terlihat :
1.   Garis palial (Palial line=tempat melekatnya  mantel pada cangkang). Bekasnya melekatnya otot-otot.
2.   Ligament, terdapat dibagian dorsal cangkang, biasanya coklat.
3.   Engsel, terdapat anterior dari ligament. Jika cangkang terlihat dari luar akan terlihat, umbo dan garis-garis pertumbuhan.
e.    Menggambar cangkang dari arah luar dan arah dalam.
f.    Untuk pengamatan bagian lunak, membuka dengan paksa cangkang kiri untuk melepaskan otot-otot yang melekat pada cangkang kiri tadi harus memotongnya dengan pisau bedah. Melakukan pemotongan pada sebelah luar dari mantel. Jika menyingkap mantel kiri akan terlihat bagian-bagian:
1.   Insang. Pada sisi terdiri dari 2 lembar (Lamina), lembar luar dan lembar dalam, sifon keluar (Siphon ekshala) = dibagian posterior sebelah dorsal, mengalirkan air keluar.
2.   Sifon masuk (Sifon inhalan) = bagian posterior ventral, mengalirkan air ke dalam.
3.   Kaki, berupa otot tebal yang dijulurkan.
4.   Mulut dengan palp, dibagian anterior-dorsal dari kaki.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.   Hasil  pengamatan
a.    Loligo sp
1.   Morfologi Loligo sp
Keterangan :
1.   Tentakel
2.   Mata
3.   Lengan
4.   Corong
5.   Mantel
6.   Sirip
7.    

2.   Anatomi Loligo sp
Keterangan :
1.   Otak          
2.   Kelenjar
3.   Esopaghus
4.   Ginjal
5.   Perut
6.   Bagian dalam kulit
7.   Organ reproduksi
8.   Hati
9.   Insan
10.    Kantung tinta
11.    Pipa
12.    Radula
b.   Anodonta sp
1.   Morfologi Anodonta sp
Keterangan :
1.   Cangkang
2.   Tepi perut
3.   Cabang samping
4.   Kepala gigi





2.   Anatomi Anodonta sp
Keterangan :
1.   Mantel
2.   Otot
3.   Pipa pengeluaran
4.   Pipa pengisap
5.   Kulit
6.   Kaki
7.   Mulut
8.   Insang


2.   Pembahasan
1.   Loligo pealii
a.    Morfologi
Adapun morfologi dari cumi-cumi adalah memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir.
b.   Anatomi
1.   Pencernaan
Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, rektum dan anus. Sistem pencernaan dilengkapi kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
2.   Pernapasan
Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel.
3.   Ekskresi
Eskresi dilakukan dengan ginjal berupa nefridium yang terletak di sebelah jantung yang berwarna putih dan terletak disebelah jantung branchialis.


4.   Reproduksi
Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indera sensoris dilengkapi dengan dua stasista dan alat pembau.
c.    Habitat
Habitat dari Loligo sp yaitu di laut. Kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi terkadang dia memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya.
d.   Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari cumi-cumi adalah sebagai berikut :
Kingdom  : Animalia
Filum       : Mollusca
Ordo         : Tethoidea
Kelas        : Chepalopoda
Family     : Loliginidae
Genus       : Loligo
Spesies     : Loligo pealii (Jasin, 1992)
2.   Anodonta sp
a.    Morfologi
Adapun morfologi dari Anadonta sp adalah memiliki bentuk tubuh oval pada bagian anterior dan menyempit pada bagian posterior. Panjang tubuh berkisar antara 5-10 cm. Hewan ini memiliki dua buah cangkang yang bersatu pada bagian dorsal oleh suatu ligament sendi.  Struktur cangkang Anadonta sp terdiri atas tiga lapisan, yakni periostrakum yang berupa lapisan tanduk, prismatic berupa lapisan Kristal kalsium karboat dan nakreas yang tipis mengkilat. Tubuh yang dilindungi cangkang terdiri atas massa visceral, kaki otot, insang ganda dan mantel. Pada bagian posterior terdapat sifon ekskuren pada sisi dorsal dan sifon inkuren pada sisi ventral. Pada bagian dorsal terdapat dua buah otot untuk menutup  cangkang, yakni otot aduktor anterior dan otot aduktor posterior. Selain itu terdapat otot rectator untuk menarik kaki kea rah dalam.
b.   Anatomi
Alat pencernaan makanan terdiri atas mulut di belakang otot aduktor anterior diantara dua palpus palpus labial. Esophagus, lambung, usus, rectum, dan dubur. Sistem sirkulasi terdiri atas jantung, aorta anterior dan aorta dorsal. Jantung terletak di bagian dorsal di dalam perikard  dan terdiri atas dua aurikel dan ventrikel. Dari ventrikel muncul dua aorta, yakni aorta anterior yang memasok darah ke kaki, lambung dan mantel; serta aorta posterior yang memasok darah ke rectum dan mantel.
Anadonta sp bernapas dengan insang yang berbentuk huruf W yang terdapat pada bagian kanan dan kiri kaki. Setiap belahan insang erdiri atas dua lamella yang menyatu di bagian ventral. Sistem ekskresi berua ginjal yang terletak di bawah perikard. Ginjal berfungsi membuang limbah dari darah dan dari cairan perikard.Sistem saraf terdiri atas tiga ppasang ganglion, yakni ganglion cerebral di sisi esophagus, ganglion pedal pada kaki dan ganglion visceral di bawah otot adductor posterior. Masing-masing pasangan ganglion dihubungkan oleh saraf penghubung. Pada setiap ganglion dilepaskan saraf ke organ dan juga terdapat kommisur serebropedal dan serebroviceral.
c.    Reproduksi
Hewan ini  bersifat diesius. Masing-masing jenis kelamin memiliki sepasang gonad. Gonad bercabang-cabang terletak di sebelah atas belitan usus, melepaskan saluran pendek yang bermuara di dekat lubang saluran ginjal.


d.   Habitat
Anadonta sp hidup pada perairan tawar, baik di kolam, selokan, sungai atau danau. Hewan ini aktif pada malam hari dan membenamkan dirinya dalam lumpur pada siang hari.
e.    Peranan
Adapun peranan dari Anadonta sp  adalah sebagai sumber makanan yang mengandung protein.
f.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Anadonta sp  adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Phylum      : Mollusca
Classis       : Bivalvia
Ordo          : Eulamelibranchia
Familia      ; Unionidae
Genus        : Anadonta
Species      : Anadonta sp  (Akmal, 2010)
E.  Kesimpulan dan Saran
1.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam kelas Mollusca adalah cumi-cumi (Loligo sp) dan kerang (Anadonta sp). Cumi-cumi memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir. Sedangkan Anadonta sp atau kerang memiliki bentuk tubuh yang dilindungi cangkang terdiri atas massa visceral, kaki otot, insang ganda dan mantel. Pada bagian posterior terdapat sifon ekskuren pada sisi dorsal dan sifon inkuren pada sisi ventral. Pada bagian dorsal terdapat dua buah otot untuk menutup  cangkang, yakni otot aduktor anterior dan otot aduktor posterior. Selain itu terdapat otot rectator untuk menarik kaki kea rah dalam.
Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a.    Klasifikasi Loligo pealii (Cumi-cumi)
Kingdom    : Animalia
Filum          : Mollusca
Ordo           : Tethoidea
Kelas          : Chepalopoda
Family        : Loliginidae
Genus         : Loligo
Spesies       : Loligo pealii
b.   Klasifikasi Anadonta sp  (Kerang)
Kingdom    : Animalia
Phylum      : Mollusca
Classis       : Bivalvia
Ordo          : Eulamelibranchia
Familia      ; Unionidae
Genus        : Anadonta
Species      : Anadonta sp  
2.     Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah agar praktikan membawa lebih banyak bahan  agar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Adun, 2010. Blog Adun. Berbagi Ilmu Protozoa.http://adun
hasanuddin.Blogspot.com (6 mei 2013).
Jasin, Maskoer. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Suwignyo, Sugiarji. Avertebrata Jilid II. Bogor: Penebar Swadaya. 2005





Jumat, 24 Mei 2013

Laporan Porifera


A.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong Porifera dan mengklasifikasikannya.
B.  Landasan Teori
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan (Fends, 2011).
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Spons terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila spons diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih (Mukayat, 1989 : 71)
Untuk menunjang dinding tubuh yang lunak, maka Porifera mempunyai penyokong tubuh berupa mesenchyim dan kristal-kristal kecil  yang berbentuk seperti duri, bintang atau anyaman-anyaman serabut dari bahan organik. Bahan kristal ataupun anyaman-anyaman serabut yang terbuat dari bahan organik itu merupakan kerangka tubuh dari hewan yang bersangkutan. Kerangka tubuh semacam ini  disebut  kerangka dalam atau endoskeleton (Rudi, 2012).
Bila dipandang begitu saja nampaknya porifera memperlihatkan gejala seperti benda mati dalam arti diam tanpa mengadakan aktivitas. Tetapi bila diamati secara seksama, di dalam tubuhnya terjadi kegiatan yang luar biasa, dimana flagella dari sel-sel choanachyt giat mengadakan gerak penyapuan untuk menimbulkan aliran air, aliran mana yang mempunyai arti yang sangat vital bagi kehidupannya. Sehubungan dengan aliran air ini, ternyata porifera dalam ukuran sedang (10 cm) setiap harinya tidak kurang dari 2640 m³ air yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui tubuhnya. Seperti telah disebutkan di muka fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari daerah eksternal  ke dalam daerah  internal dan sebaliknya. Adapun zat yang dipertukarkan adalah partikel-partikel makanan dan oksigen, zat-zat sisa metabolisme dan CO2. Partikel-partikel makanan dan oksigen dimasukkan dari lingkungan eksternal ke dalam daerah internal, sedangkan zat-zat sisa metabolisme termasuk gas CO2 dikeluarkan dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Selain itu aliran air, terutama dari daerah internal juga berfungsi sebagai sarana dalam pengeluaran benda-benda reproduktif yang erat hubungannya dengan proses perkembangbiakan  serta penyebaran generasi (Jasin, 1984 : 93).
C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu  dan tempat pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal      : Senin, 6 Mei 2013
Pukul                 : 10.00 WITA
Tempat               : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa

2.    Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah pinset, papan seksi.
b.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah sebagai awetan Chalina oculata, awetan Heliclona oculata, awetan Phakellia ventilabrum.
3.    Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.    Mengamati morfologi tubuh pada bahan yang digunakan
c.    Mengamati bagian-bagian spongocoel, ostium, saluran masuk (Incurrent canal), dan saluran radial (Radial canal) dan mencatat bagian-bagian tersebut.
d.   Menggambar hasil pengamatan.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil  pengamatan
a.    Species          : Chalina oculata
                                                                       Keterangan:
1. Oskulum
2. Ostium
3. Substrat
b.    Species             : Awetan Heliclona oculata
                                                                       Keterangan:
1.  Oskulum
2.  Spikula
3.  Ostium
4.  Substrat
c.    Species          : Awetan Phakellia ventilabrum
                                                                          
Keterangan:
1.  Oskulum
2.  Ostium
3.  Substrat

2.    Pembahasan
1.      Chalina oculata
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Chalina oculata yaitu ukuran tubuhnya sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dan lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi. Pada Porifera sebagian tubuhnya menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan terletak pada bagian distal dinamakan osculum, ruangan ini berhubungan dengan spongocoel yang terletak ditengah-tengah tubuh dan merupakan ruangan yang besar. Tubuh bagian luarnya terdiri atas pori-pori atau ousita. Membuka dan menutupnya ostis diatur oleh sel porosity yang menghubungkan bagian luar dengan bagian dalam tubuh. Sel ini pada ujungnya mempunyai flagellum.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi pada Chalina oculata  yaitu terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Chalina oculata yaitu Pada umumnya phylum porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Famili yang hidup di air tawar biasanya termasuk pada familia spongiliadae. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Hewan ini mengikatkan diri pada suatu obyek yang keras yang dipakai sebagai tambatan, misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang tenggelam di dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan-hewan Mollusca.
d.      Peranan
Adapun peranan dari Chalina oculata adalah hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Chalina oculata yaitu:
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Porifera
Class          : Demospongia
Ordo          : Haploscerida
Famili        : Chalinidae
Genus        : Chalina
Species      : Chalina oculata (Rudi, 2010)
2.      Heliclona oculata
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Heliclona oculata adalah struktur tubuhnya lunak, dan tersusun atas spongia. Ostium tersebar di seluruh permukaan tubuh dan sebagian besar hidupnya sesil, Heliclona berwarna kuning karena memiliki pigmen di ameobosit, oskulum terdapat di ujung dan ada pula di tengah permukaan tubuh, terhubung ke spongocoel.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Heliclona oculata adalah pada umumnya beberapa demosponges adalah hemaprodit. Reproduksinya vivipar, ovipar. Atau aseksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara bertunas, fragmentasi, atau produksi tahan tubuh bulat disebut gemmulae. Larva demosponge sebagian atau sepenuhnya berbulu mata, biasanya blastulanya memanjang (berongga larva) atau Perenchymellae (padat larva) sekita 300mm lamanya larva berenang atau merangkak di sekitar selama beberapa jam, setelah itu mereka menetap di substrat dan bermetamorfosis menjadi spons dewasa.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Heliclona oculata adalah umumnya hidup di laut dangkal.
d.      Peranan
Adapun peranan dari Heliclona oculata  adalah dapat dijadikan sebagai alat penggosok, hewan ini juga membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Heliclona oculata adalah sebagai berikut
Kingdom           : Animalia
Phylum              : Porifera
Kelas                  : Demospongiae
Ordo                  : Haploscerido
Family                : Chalinidae
Genus                : Haliclona
Spesies                : Haliclona oculata (Zenyfa, 2010)
3.      Phakellia ventilabrum
a.       Morfologi
Adapun morfologi dari Phakellia ventilabrum adalah berbentuk sederhana seperti tabung dengan dinding tipis seperti yang dijumpai pada marga Leucosolenia, atau massif bentuknya dan agak tidak teratur. Banyak sepon juga terdiri dari segumpal jaringan yang tak tentu bentuknya, membuat kerak pada batu, cangkang, tonggak, atau tumbuh-tumbuhan dan pada benda-benda inilah mereka menempel. Kelompok sepon lain mempunyai bentuk lebih teratur dan melekat pada dasar perairan melalui sekumpulan spikula. Bentuk-bentuk yang dimiliki oleh spon dapat agak beragam namun tetap.
b.      Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Phakellia ventilabrum adalah terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
c.       Habitat
Adapun habitat dari Phakellia ventilabrum adalah pada umumnya hidup di laut dengan kedalaman kurang lebih 100 – 4500 m.
d.      Peranan
Adapun peranan pada Phakellia ventilabrum adalah dapat digunakan sebagai spons mandi, sebagai kerangka porifera hiasan, zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan obat penyakit kanker.
e.       Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Phakellia ventilabrum adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Animalia
Filum                 : Porifera
Class                  : Demospongia  
Ordo                  : Halichondrida
Family                : Halichondridae
Genus                : Phakellia    
Spesies               : Phakellia  ventilabrum (Rudi, 2010)

E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut porifera memiliki struktur tubuh berpori, sebagian tubuh menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan terletak pada bagian distal. Bersifat diploblastis pada hewan dewasa dinding tubuhnya terdiri atas epidermis pada bagian luar dan gastrodermis pada bagian dalam. Selain berpori juga memiliki macam-macam bentuk yang dibagi atas tiga tipe yaitu ascon, sycon, dan rhagon. Adapun klasifikasi dari Chalina oculata,  Heliclona oculata  dan Phakellia ventilabrum yaitu :
Klasifikasi dari Chalina oculata:
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Porifera
Class          : Demospongia
Ordo          : Haploscerida
Famili        : Chalinidae
Genus        : Chalina
Species      : Chalina oculata
Klasifikasi dari Heliclona Oculata:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Kelas               : Demospongiae
Ordo                : Haploscerido
Family             : Chalinidae
Genus              : Haliclona
Spesies              : Heliclona oculata
Klasifikasi dari  Phakellia ventilabrum :
            Kingdom : Animalia
            Filum       : Porifera
            Class        : Demospongia
            Ordo        : Halichondrida
Family      : Halichondridae
            Genus       : Phakellia    
            Spesies     : Phakellia  ventilabrum
2.      Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah agar praktikan membawa lebih banyak bahan  agar organisme yang diamati lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Imam, Fends. 2011. “Makalah Porifera”. sBlog Imam Fends.
http://imamfends.blogspot.com (13 Mei 2013).
Maskoeri, Jasin. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Mukayat, Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga,
1989.
Rudi, 2011. Blog Rudi. Berbagi Ilmu Porifera. http://Rudi-pangestu.Blogspot.com (13 mei 2013).