Jumat, 11 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKWAN SISTEM PENCERNAAN

A.  Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati macam-macam sistem pencernaan pada kelas pisces, amfibi, aves dan mamalia.
B.  Dasar Teori
            Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh (Hedisasrawan, 2012).
            Vakuola makanan, organel seluler dimana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik  mencerna makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan makanan melalui fasogositis atau pinositis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom, yang merupakan organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaan ini akan memungkinkan makanan tercampur dengan enzim, sehingga percenaan terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh membran. mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan intraseluler (Campbell, 2004: 28).
            Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-kelenjar yang berhubungan. Susunan saluran pencernaan terdiri atas: rongga mulut, faring (tekak), esophagus (kerongkongan), lambung (ventriculus), usus halus (intestinum minor), usus besar (intestinum mayor), rectum dan anus. Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan (Irianto, 2004: 168).
            Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan air ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Dari lambung makanan masuk ke usus melalui pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, usus bermuara di anus. Kelenjar pencernaan pada ikan , meliputi hati dan pankreas (Gunarso, 1979: 318).
            Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian depan rongga badan, dan menglilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yan g menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam  kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak disebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pancreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin (Syarifuddin, 2006: 155).
C.  Metode Praktikum
1.     Waktu dan Tempat
             Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktium ini adalah, sebagai berikut:
Hari/ Tanggal                : Senin/ 10 Juni 2013
Waktu                            : 15.00-17.00 WITA
Tempat                           : Laboratorium Basic Lantai Dasar
                                         Fakultas Sains dan Teknologi
                                         Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
                                         Samata-Gowa.


2.     Alat dan Bahan
1.     Alat
            Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah papan seksi, pentul, pisau, gunting.
2.     Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ikan mas (Cyprinus carpio), katak (Rana cancarivora), merpati (Columba livia), dan kelinci (Oryctolagus cuniculus).
3.     Cara Kerja
            Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu, sebagai berikut:
a.      Pengamatan I pada ikan mas (Cyprinus carpio)
1.     Membedah ikan mas (Cyprinus carpio) dan mengamati sistem pencernaan yang ada, memulai dari mulut, lambung, usus, hati, pankreas dan kantung empedu.
2.     Menggambar hasil pengamatan.
b.     Pengamatan II pada katak (Rana cancarivora)
1.     Membedah katak (Rana cancarivora) dan mengamati sistem pencernaan yang ada, memulai dari rongga mulut, esofagus, ventrikulus, intestinum dan kloaka.
2.     Menggamabar hasil pengamatan.
c.      Pengamatan III pada merpati (Columba livia)
1.     Membedah merpati (Columba livia) dan mengamti sistem pencernaan yang ada, memulai dari paruh, rongga mulut, faring, lambung, intestinum dan kloaka.
2.     Menggambar hasil pengamatan.
d.     Pengamatan IV pada kelinci (Oryctolagus cuniculus)
1.     Membedah kelinci dan mengamati sistem pencernaan yang ada, memulai dari mulut, lambung, usus dan anus.
2.     Menggambar hasil pengamatan.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.     Hasil Pengamatan
             Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
a.     Sistem pencernaan pada Pisces
Bahan : Ikan mas (Cyprinus carpio)
 















Keterangan:
1.   Mulut
2.   Kerongkongan
3.   Lambung
4.   Usus
5.   Hati
6.   Kantung empedu
7.   Pangkreas
8.   Kloaka
b.     sistem pencernaan pada Amfibi
Bahan : Katak (Rana cancarivora)
 

















Keterangan:
1.   Mulut
2.   Kerongkongan (Esofagus)
3.   Lambung (Ventrikulus)
4.   Hati
5.   Kantung empedu
6.   Pangkreas
7.   Usus (Intestinum)
8.   Kloaka


c.      Sistem pencernaan pada Aves
Bahan: Burung Merpati/ burung dara  (Columba livia)


















Keterangan:
1.   Mulut
2.   Kerongkongan
3.   Tembolok
4.   Lambung
5.   Empedal
6.   Usus (Intestinum)
7.   Kloaka



d.     Sistem pencernaan pada Mamalia
Bahan : Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
 


















Keterangan:
1.       Mulut
2.       Kerongkongan (Esofagus)
3.       Lambung (Ventriculus)
4.       Hati
5.       Kantung empedu
6.       Pangkreas
7.       Usus (Intestinum)
8.       Anus 

2.   Pembahasan
            Adapun pembahasan dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
a.      Sistem pencernaan ikan mas (Cyprinus carpio)      
           Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut (Cavum Oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan air ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
           Dari lambung makanan masuk ke usus melalui pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, usus bermuara di anus. Kelenjar pencernaan pada ikan , meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan , terletak dibagian depan rongga badan, dan menglilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yan g menuju kea rah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam  kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak disebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pancreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.
b.     Sistem pencernaan katak (Rana cancarivora)
           Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan salah satu binatang amphibi adalah katak makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Saluran pencernaan katak dimulai dari rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah menangkap mangsa, kemudian ke esophagus yang berupa saluran pendek, kemudian menuju ke lambung yang berbentuk kantung  bila terisi makanan menjadi lebar, menuju usus usus dapat dibedakan usus halus dan tebal. Usus halus meliputi: duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan kloaka merupaka muara bersama antara saluran pencernaan makanan saluran reproduksi, dan urine.
           Kelenjar pencernaan pada amphibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilakn enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c.      Sistem pencernaan pada merpati (Columba livia)
           Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan bukung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan burung dimulai dari paruh yang merupakan modifikasi gigi, rongga mulut terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk. Kemudian menuju faring berupa saluran pendek, esophagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat. Kemudiang menuju ke lambung, lambung terdiri atas proventrikulus (lambung kelenjar) banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.  Ventrikulus (lambung pengunyah), ototnya berdindingtebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan. Kemudian makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka
d.     Sistem pencernaan pada kelinci (Oryctolagus cuniculus)
           Tidak berbeda dengan hewan sebelumnya, letak perbedaan hanya pada struktur giginya , pada kelinci makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung , pada lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus dan bermuara pada anus.
E.  Kesimpulan dan Saran
1.     Kesimpulan
          Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem pencernaan pada pisces, dimulai dari rongga mulut, kemudian ke esophagus melalui faring, kemudian makanan di dorong ke lambung, masuk ke usus dan bermuara pada anus. Sistem pencernaan pada amphibi, dimulai dari rongga mulut, kemudian ke esofhagus, menuju ke lambung dank usus bermuara di kloaka. Kemudian sistem pencenaan pada aves, dimulai dari paruhkemudian rongga mulut, kemudian faring, pada faring terdapat pelebaran pada bagian ini yang disebut tembolok, kemudian ke lambung, usus dan bermuara pada kloaka. Dan terakhir sistem pencernaan pada mamalia dalam sampel yaitu kelinci  makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian meuju ke usus dan bermuara pada anus.

2.     Saran
          Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan yang takut pada hewan yang di praktikumkan di paksa untuk membelahnya agar tidak hanya menonton.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2004
Gunarso, wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.
Hedisasrawan. 2012. hedisasrawan. Sistem Pencernaan Pada Manusia. http://hedisasrawan.blogspot.com (12 Juni 2013).
Irianto, kus. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yramawidjaya. 2004

Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKWAN SISTEM RANGKA

A. Tujuan
            Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi dari sistem rangka manusia.
B. Dasar Teori
            Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).
        Menurut (Syarifuddin, 2006: 145) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas:
     1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang lainnya.
       Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatina. Eksoskeleton ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2 (Gunarso, 1979: 215).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal  : Selasa/20 Mei 2013
Waktu           : 15.00-17.00 WITA
Tempat          : Laboraturium Zoologi Lantai II
                        Fakultas Sains dan Teknologi
                        Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                        Samata-Gowa.

2. Alat dan Bahan
a. Alat
               Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu kertas HVS dan alat tulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu alat peraga manusia yang meliputi tulang anggota badan, tulang ekstrimitas atas dan eksrimitas bawah, tulang tempurung kepala dan tulang wajah.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Pengamatan tulang-tulang penyusun tengkorak
a. Mengamati tulang tempurung kepala seperti Os frontal, Os pariental, Os occipital, Os spinoidal dan Os temporal.
                    b. Mengamati tulang wajah seperti Maksilla, Mandibula, Os zigomaticum,                        Os nasale, Os lacrimale, dan Os vomer.
2. Pengamatan tulang-tulang penyusun anggota badan
a. Mengamati tulang belakang seperti Vertebra cervicales, Vertebra toracales, Vetebra lumbalis, Os sacrum dan Os cocigrus.
b. Mengamati tulang dada seperti Mandibrium sterni, menagamati pula tulang rusuk seperti Costa vera, Costa spuria, dan Costa flectuantes.
3. Pengamatan tulang anggota gerak
a. Mengamati tulang anggota gerak bagian atas yang terdiri atas Scapula, Clavicula, Humerus, Ulna, Radius, Os carpal, Metacarpal, dan Phalanges.
b. Mengamati tulang anggota gerak bagian bawah yang terdiri dari Ilium, Iscium, Pubis, Femur, Patella tibia, Fibula, Tarsal, Metatarsal, Calcaneus dan Phalanges.
c. Menggambar hasil pengamatan.

D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Rangka badan



























     Keterangan:


     1.   Os parietal (ubun-ubun)
     2.    Os frontal (tulang dahi)
     3.    Os zigomatikum (tulang pipi)
     4.    Maksilla (rahang atas)
     5.    Klavikula (tulang bahu)
     6.    Sternum (tulang dada)
     7.    Costa vera (tulang rusuk sejati)
     8.    Costa vuria (tulang rusuk palsu)
     9.    Costa fluctuates (tulang rusuk      melayang)
     10.     Illium (tulang panggul)
     11.     Ischium (tulang panggul)
     12.     Koksi (tulang ekor)
     13.     Os pubis (tulang kemaluan)
     14.     Metatarsal (telapak kaki)
     15.     Phalanges (jari-jari)
     16.     Tarsal (pergelangan kaki)
     17.     Tibia (tungkai bawah)
     18.     Patella (tulang lutut)
  19.     Femur (paha)
  20.     Phalanges (jari-jari)
  21.     Metacarpal (telapak tangan)
  22.     Carpal (tangan)
  23.     Ulna (tulang hasta)
  24.     Radius (tulang pengumpil)
  25.     Vertebrae lumbalis (tulang     pinggang)
  26.     Prosesus hipoideus (lengan)
  27.     Humerus (tulang panjang pada lengan atas)
  28.     Vertebrae servikalis (tulang   leher)
  29.     Mandibula (tulang rahang bawah)
  30.     Os nasal (tulang hidung)
  31.     Os temporal (tulang pelipis)
  32.     Os etmoid (tulang mata)











b. Tengkorak (skulu)
                                                                                      













     Keterangan:
              1.      Os pariental (tulang ubun-ubun)
              2.      Os frontal (tulang dahi)
              3.      Os lacrimal (tulang air mata)
              4.      Os nasal (tulang hidung)
              5.      Maksilla (tulang rahang atas)
              6.      Mandibula (tulang rahang bawah)
              7.      Os temporal (tulang pelipis)
              8.      Os zigomatikum (tulang pipi)
              9.      Os oksipital (tulang belakang tengkorak)




c. Eksrimitas atas
















     Keterangan:
                        1.    Scapula (tulang berbentuk pipih)
                        2.    Ulna (tulang hasta)
                        3.    Carpal (tulang tangan)
                        4.    Metacarpal (tulang telapak tangan)
                        5.    Phalanges (jari-jari)
                        6.    Radius (tulang pengumpil)
                        7.    Humerus (tulang panjang)






d. Eksrimitas bawah
                                                                                        Keterangan:
      1.      Femur (tulang paha)
      2.      Patella (tulang lutut)
      3.      Fibula (tulang
             tangkai bawah)
      4.      Tarsal (pergelangan
             kaki)
      5.      Metatarsal (tulang
             telapak kaki)
      6.      Phalanges (jari-jari)
      7.      Tibia (betis)
      8.      Os pubis (tulang
             kemaluan).







     2. Pembahasan
1. Pengamatan sistem rangka tubuh manusia
Pada pengamatan pertama, kita mengamati rangka manusia. Yang diamati  adalah tulang-tulang penyusun tempurung kepala, tulang penyusun anggota badan, tulang belakang, ekstremitas superior, dan ekstremitas inferior. Pada tulang tengkorak terdiri atas os frontal, os ethomoidal, os nasal, os spenoidal yaitu berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji, palatinum (tulang langit-langit), os lacrimal yaitu sekat tulang pipi atau tulang kelenjar air mata, os zigomaticum yaitu tulang pipi, os maxilla yaitu menyusun sebagian dari hidung, os mandibula yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal, os oxipeta yaitu daerah belakang dari tengkorak, os temporal yaitu tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga, bagian os parietal yaitu tulang dahi dan  bagian ethmoid yaitu tulang yang menyusun rongga hidung. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan membantu pernapasan. Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5 bagian yaitu: Columna cervicalis (7 buah), Columna thoracalis (12 buah), Columna lumbalis (5 buah), Columna sacralis (5 buah), dan Columna coccigialis (4 buah).
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: tulang hulu / manubrium, tulang badan / gladiolus, dan tulang taju pedang / xiphoid process
Untuk tulang penyusun anggota badan terdapat bagian-bagian berupa os clavicula, os manubrium, os corpus sterni, os prosessus xypodeus, os illium, os ischium, os pubicum,os costa fluktuantes os costa spuria, dan os costa vera. Pada ekstremitas superior terdiri atas bagian-bagian yaitu : os humerus/ tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna, os ulna radius/ pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna, os carpal/ pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen, os metacarpal/ telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (phalanges), os phalanges/ (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah, distal phalanges, medial phalanges, proksimal phalanges, prosessus stiloideus ulna, tuberositas radi, dan trochlea humeri.
Sedangkan pada ekstremitas inferior terdiri atas os femur/ tulang paha yaitu termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut. os patella/ tempurung lutut terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut. os tibia dan os fibula/tulang kering dan tulang betis. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. Os tarsal/tulang pergelangan kaki, termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit. Os metatarsal/tulang telapak kaki. Os phalanges/tulang jari-jari tangan, os calcaneus, os maleolus lateral, dan maleolus medial.
2. Pengamatan tulang tempurung kepala
Pada pengamatan kedua yaitu pengamatan pada tengkorak. Tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi:
a. Os frontal
Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.

b. Os temporal
Terdapat dua tulang temporal di setiap  sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang telinga).
c. Tulang parietal
Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis. Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.
d. Tulang oksipital
Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).
e. Tulang sphenoid
Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing dan lesser wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).
f. Tulang ethmoid
Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung. Sedangkan tulang wajah meliputi:
a. Os mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondilar.
b. Os maksilla merupakan tulang rahang atas. Maksilla meliputi antara      lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan      prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
c.  Os nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung      dan berbatasan dengan tulang maksila.
d. Os lacrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid      dan tulang maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran      air mata.
e. Os zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksila.
f. Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior      palatum.
g. Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).
3. Tulang eksrimitas atas
Pada pengamatan ini, tulang eksrimitas atas terdiri atas bagian-bagian yaitu scapula yang merupakan tulang yang terletak disebelah posterior ujung kostal dan berbetuk pipih seperti segitiga. Ulna merupakan tulang tulang yang terletak disis medial pada posisi anatomis. Carpal yang terdiri dari 8 tulang pendek yang berartukulasi dengan ujung distal ulna dan radius serta dengan ujung proksimal dari tulang metacarpal. Metacarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat dipergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang carpal. Phalanges merupakan tulang-tulang jari. Radius yang merupakan tulang lengan bawah yang terletak disisi lateral pada posisi anatomis. Humerus yang merupakan tulang panjang pada lengan atas yang berhubungan dengan akapula melalui fossa glenoid.
4. Pengamatan tulang eksrimitas bawah
Tulang eksrimitas bawah adalah tulang yang membantu pergerakan dengan cara memberikan sesuatu yang kuat dan tegaar pada otot untuk bekerja melawannya. Tulang eksrimitas bawah terdiri atas femur yang merupakan tulang betis. Patella merupakan tulang yang terdapat di persendian lutut. Fibula merupakan merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibandingkan dengan tibia. Tarsal yang merupakan bagian 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia. Metatarsal yang merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalanges di distal. Phalanges yang merupakan tulang jari-jari kaki. Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Pelvis yang merupakan sepasang tulang panggul yang merupakan tulang pipi.
E. Kesimpulan dan Saran
     1. Kesimpulan
                     Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka aksial) dan rangka anggota (rangka appendikular). Rangka aksial meliputi tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang rusuk (kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota meliputi gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvik) dengan rangka anggota belakang. Pada rangka tengkorak terdiri atas tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi tulang frontal, tulang parietal, tulang oksipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid, sedangkan pada tulang wajah terdiri atas tulang mandibula, tulang maksilla, tulang nasal, tulang zigomatikum, tulang palatin, dan tulang vomer. Pada rangka dada terdiri atas tulang scapula, tulang klavikula, tulang sternum, dan tulang-tulang kostal.
2. Saran
                     Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan memperhatikan betul bagian-bagian dari sistem rangka yang diamati dan supaya alat peraga sistem rangka manusia disediakan oleh laboratorium karena pada saat kami praktikum alat peraganya kurang lengkap.



DAFTAR  PUSTAKA
Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.   
Nature, 2012. Laporan Fiswan Sistem Rangka. NatureLovers. http://naturelovers-biomuli.blogspot.com (diakses 22 Mei 2013).

Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.